Selasa, 27 Oktober 2009

AZAB PEMIMPIN YANG TIDAK AMANAH


“Mati terburuk dalam perjuangan di jalan Allah SWT menghapus dosa, kecuali dosa menyelewengkan amanah”. (Sabda Rasulullah SAW)

Ada sabda Rasulullah SAW yang menyatakan: “Tidak sempurna agama seseorang yang tidak dapat menjaga amanah dan tidak diterima shalat dan zakatnya.” (HR Al-Bazar dari Ali bin Abi Thalib).

Rosululloh SAW memberi tahu kita ummatnya 16 abad yang lalu. Bahwa akan datang masa dimana ummatnya akan dipimpin oleh orang-orang yang egois. Yaitu orang-orang yang mementingkan diri sendiri. Rosululloh SAW bersabda: Sesungguhnya akan muncul sepeninggalku sifat egois (pemimpin yang mengutamakan kepentingan diri sendiri) dan beberapa perkara yang tidak kamu sukai. Mereka bertanya: Wahai Rosululloh, apakah yang engkau perintahkan kepada seorang dari kami yang mengalami zaman itu? Beliau menjawab: Laksanakanlah kewajiban kamu dan mohonlah kepada Alloh yang menjadi hakmu. (Shahih Muslim).
Pemimpin-pemimpin yang demikian, boleh jadi mulutnya manis menebar pesona ketika berbicara di depan rakyatnya. Tapi hati dan kelakuan mereka busuk-sebusuknya laksana bangkai. Mereka sesungguhnya tidak lain adalah para pencuri harta rakyat. ,” Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani).
Bahkan kelakuan mereka bisa lebih busuk dari yang diperkirakan. Karena pemimpin-pempimpin yang demikian menggunakan kekuasaannya justru untuk menyesatkan rakyatnya,” Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)
Saudaraku, apa yang disampaikan oleh Rosululloh SAW sekian abad yang lalu, kenyataannya banyak kita lihat di negeri ini. Kita bisa menyaksikan di jajaran eksekutif maupun legislatif pada semua tingkatan. Betapa banyak diantara pemimpin itu yang ramai-ramai mempertontonkan egoisme secara telanjang. Mulut mereka manis saat merayu rakyat agar dipilih sebagai pemimpin. Begitu berkuasa terlihatlah belang mereka yang sebenarnya. Mereka lebih mementingkan kepentingan diri sendiri, yaitu berusaha mempertahankan kekuasanaan dan menumpuk-numpuk kekayaan. Perilaku yang demikian tidak mengherankan, karena mereka memperoleh kekuasaan kepemimpinan dengan membeli. Kekuasaan mereka peroleh bukan karena kapabilitas dan kredibilitas diri.
Munculnya pemimpin-pemimpin yang sangat tidak amanah itu, sebagiannya sebagai pertanda bahwa kiamat sudah semakin dekat. Rosululloh bersabda,”Tidak akan tiba hari kiamat sampai penguasa-penguasa tiap umat ialah orang-orang yang munafik.” (HR. Ar-Rabii’)

PERINGATAN
Ditengah semangat perburuan jabatan sebagai pemimpin, rasanya perlu kita mengingatkan saudara-saudara kita, ummat islam, yang sedang terlibat di dalamnya. Kita ingatkan mereka akan teladan ummat-ummat terdahulu di kalangan para sahabat Nabi dan para tabi’in. Ketika mereka diangkat sebagai pemimpin, bukan ucapan syukur Alhamdulillah yang keluar dari lisan mereka. Tetapi ucapan innalillah. Amanah sebagai pemimpin mereka sadari dan sikapi bukan sebagai berkah, tetapi sebagai musibah. Yang demikian itu karena mereka menyadari, jika mereka tidak amanah, sangat berat tanggung jawab yang harus mereka pikul di hadapan Sang Maha Pencipta. Mereka menghayati betul peringatan Nabi dalam sabdanya,”Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan dan pada akhirnya azab pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani).
Agar tidak menjadi menjadi penyesalan, mereka yang saat ini menjadi pemimpin atau yang sedang berjuang untuk menjadi pemimpin, hendaknya mereka meluruskan niat. Jabatan akan menjadi berkah jika diniatkan sebagai lahan ibadah kepada-Nya.
Rosululloh SAW bersabda: ”Sesungguhnya pekerjaan itu tergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang apa yang telah ia niatkan. Barang siapa yang tujuan hijrahnya menuju Alloh dan Rasul-Nya, maka (pahala) hijrahnya kepada Alloh dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang tujuan hijrahnya adalah untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang akan ia nikahi, maka hijrahnya itu kepada apa yang dikehendaki. (Shahih Muslim No.3530)
Kalau menjalankan tugas sebagai pemimpin tidak lurus niat, yaitu hanya mengejar impian dunia, maka ketahuilah sangat mudah untuk tergelincir sebagai pemimpin yang tidak amanah. Yaitu pemimpin yang berkhianat kepada rakyat yang dipimpinnya. Rakyat hanya dipergunakan sebagai ‘komoditi’ untuk mengejar dan mempertahankan jabatan. Padahal yang demikian itu merupakan khianat yang paling besar dihadapan Alloh dan Rosul-Nya. Perhatikan sabda Rosululloh SAW,”Khianat paling besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya. (HR. Ath-Thabrani).
Akhirnya harus kita katakan kepada saudara-saudara kita yang saat ini menjadi pemimpin. Jangan sekali-kali tidak berlaku tidak adil dengan cara memberi layanan terbaik hanya kepada golongan menengah dan atas. Sementara orang-orang yang lemah selalu dikalahkan dalam segala persoalan dan kebijakan. Kalau mereka tidak memberi perhatian lebih kepada orang-orang yang lemah, kelak mereka di akhirat akan menjadi orang yang sangat hina. Alloh akan mengacuhkan mereka. Rosululloh bersabda,” Barangsiapa diserahi kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan orang yang membutuhkannya maka Alloh tidak akan mengindahkannya pada hari kiamat. (HR. Ahmad).
 

© 2009 Fresh Template. Powered by Blogger.

Fresh Template by NdyTeeN